Jakarta -
PROJUSTISIANEWS .COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan sejumlah poin penting terkait isu Myanmar dalam KTT ASEAN Kamboja. Jokowi menegaskan seruan agar kekerasan di Myanmar segera dihentikan.
Hal itu disampaikan Jokowi saat aat berbicara pada sesi retreat KTT ASEAN Ke-41 yang secara khusus membahas implementasi 5-point consensus (5PC) di Myanmar di Hotel Sokha, Phnom Penh, Jumat (11/11/2022). Sebagai rilis Biro Pers Sekretariat Negara R.I.
Presiden Jokowi mengatakan penerapan 5PC itu sebagai upaya membantu Myanmar keluar dari krisis politik.
"Pertama, penerapan 5PC tetap menjadi acuan utama bagi ASEAN dalam membantu Myanmar keluar dari krisis politiknya," ucap Jokowi
Kedua, Presiden Jokowi mempertegas seruan penghentian kekerasan agar segera tercipta kondisi kondusif di Myanmar.
"Ketiga, Presiden Jokowi mengusulkan penugasan Sekjen ASEAN dan AHA Centre untuk terus mengupayakan akses agar Comprehensive Needs Assesment dapat segera diselesaikan," ujar Presiden Jokowi.
Menurut Presiden Jokowi, bantuan kemanusiaan untuk mendukung life-sustaining menjadi lebih penting artinya saat ini. Poin keempat yang disampaikan Presiden Jokowi yaitu keputusan non-political representation dari Myanmar juga harus diberlakukan selain untuk AMM dan KTT.
"Kelima, engagement ASEAN dengan semua stakeholders Myanmar harus segera dilakukan. Karena hanya dengan membuka dialog dengan semua pihak, maka ASEAN akan dapat memfasilitasi dialog nasional yang dimandatkan oleh 5PC," ucap Presiden Jokowi.
Hal keenam menurut Presiden Jokowi yaitu untuk menghormati prinsip non-interference maka ASEAN tidak memberikan dukungan terhadap Pemilu yang tidak inklusif dan tidak dipersiapkan berdasar dialog nasional.
"Kita memiliki tanggung jawab kepada rakyat ASEAN dan dunia. Jika kita tidak bertindak tepat, maka kredibilitas dan relevansi ASEAN menjadi taruhannya," pungkas Presiden Jokowi. (***)